
Komunitas
Batu untuk Demokrasi – Nama Desa Oro-oro ombo sekarang ini tidak asing
lagi di kalangan wisatawan, baik di luar daerah, maupun di Batu sendiri,
Disana ada BNS (Batu Nigth Spectakuler) dan Museum Satwa tempat wisata
terbaru di Oro-oro ombo. Dilihat dari letak geografisnya luas wilayah
desa ini adalah 999 Ha, tinggi tempat dari permukaan laut 900- meter.
Dari Astronomi berada pada posisi 7 0 55’ – 70 57’ BT dan 1150 17’ –
1180 19’ LS. dengan batas wilayah sebelah utara keluraha Sisir dan
kelurahan Temas, sebelah selatan Desa Tlekung, sedangkan sebelah
baratnya menjulang Gunung Panderman dan sebelah timur berbatasan dengan
Desa Beji, dan jumlah penduduk saat ini 9800 rb – 10000 rb. Topografi
atau wilayah bentang alam yang ada di Desa ini adalah perbukitan atau
pegunungan ± 363 Ha, dengan kesuburan tanahnya yang sedang ± 363 Ha,
sedangkan curah hujan rata-rata 2889 mm/th.

Asal
usul Desa Oro-oro ombo menurut bapak Nyoto (50 thn) warga asli dari
Desa ini, Oro-oro Ombo mempunyai arti, Oro-oro yang berarti tanah kosong
dan Ombo yang berarti luas, jika di simpulkan Oro-oro ombo adalah tanah
kosong yang luas. Orang pertama kali yang di ijinkan pemerintah belanda
untuk membuka hutan adalah Brodjodentho berasal dari kerajaan Mataram
karena suatu hal merantau ke daerah Jawa sebelah timur, beliau menanami
hutan yang di buka hanya sedikit,Sedangkan ladangnya yang dapat di
tanami jagung lebih luas, hingga ladang yang lebih luas yang di babat
itu di beri nama Desa Oro-oro ombo, karena ingin mendapat tanah yang
dapat di tanami padi Pak Brodjo melanjutkan pembabatannya ke sebelah
timur, dan menemukan pohon mangga yang rindang dan di bawahnya ada
seekor Harimau putih besar yang sedang duduk.

Sekilas
di ketahui ada anggota tubuhnya yang besar sebelah dalam bahasa Jawa
Kopek, akhirnya daerah tersebut dinamakan Poh Kopek (pohon Mangga dan
Harimau yang tubuhnya besar sebelah).
Menurut bapak siswanto (ketua RW 03 Desa Oro-oro Ombo) warga desa
sangat memegang teguh kepercayaan kepada leluhurnya ini bisa di lihat
dari di gelarnya tiap tahun bersih desa/selamatan desa setiap senin
Pahing bulan Jawa: Besar.

Tempatnya
di bawah pohon besar di dekat pesarean (makam) orang yang berjasa
memajukan desa ini saudara Brodjodentho yaitu Sentono, slametan desa di
pusatkan di punden (bahasa Jawa) yang artinya tempat teduh di dekat
pesarean / makam yang di bawahnya dibuatkan tumpukan bebatuan untuk
tempat sesaji (tumpeng sembolin) dan membakar dupa/kemenyan. Karena
tempat itu merupakan tempat sesaji (Jawa mundhi = memuja) akhirnya di
sebut dalam bahasa Jawanya Punden.
Pada thn 1913 keturunan (cucu) dari Brodjodentho yang bernama Singo
Leksono diangkat oleh pemerintah belanda sebagai kepala desa (disebut
petinggi) Oro-oro Ombo sekaligus merangkap sebagai Aris (koordinator
desa) meliputi tiga desa yaitu : Oro-oro ombo, Tlekung, dan Beji (red.
Iwan Irawan Wijaya).
Ditulis oleh: Dini Ardianti, Peserta Sekolah Demokrasi Kota Batu Angkatan V.
http://www.simpuldemokrasi.com/sejarah-desa-oro-oro-ombo-kota-batu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar